Ditampar Kenyataan (Bagian 1)
Mataku terpejam ...
Lebih erat dari hari lalu yang kelam.
Lebih dalam dari selongsong peluru yang tertanam.
Dalam tubuh dan raga yang hampir tenggelam,
Aku masih mencari sebuah bayang ...
Kemarin suaranya halus memanggil,
Hari ini suaranya keras bak kerikil.
Mungkin besok, suara itu tak lagi berkoar demi pernyataan adil.
Semua dibungkam demi jasad-jasad yang kini menggigil.
Aku diam karena sendiri ...
Kami diam karena takut mati.
Kau diam karena darah berciprat dari tenggorokan kering ini.
Di sini, bukti bahwa aku kehilangan raga demi seorang yang hanya ilusi.
Trenggalek, 28 April 2021
Kal_in Gibran
Komentar
Posting Komentar